Urgensi Syukur dalam Kehidupan
Urgensi Syukur dalam Kehidupan | Setiap umat manusia pada akhirnya akan menghadap kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an :
وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ
“Seluruh umat ini pasti akan menghadap kepada Kami (Allah).”
Kalimat tauhid, Lā ilāha illallāh, memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang mengucapkan Lā ilāha illallāh, maka ia akan masuk surga.”
Ucapan ini bukan sekadar lafaz biasa, melainkan sebuah pengakuan mutlak bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya, terutama dengan membaca kalimat Lā ilāha illallāh. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika seorang hamba melazimkan dzikir ini setiap hari, setidaknya 100 kali, sebagai bentuk pengakuan dan pernyataan keimanan.
Allah Maha Cepat dalam hisab-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an :
وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Dan Allah adalah dzat yang paling cepat hisabnya.”
Cepatnya hisab Allah selaras dengan bagaimana Allah membagi rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Rezeki tidak pernah tertunda, begitu pula perhitungan amal di akhirat kelak. Setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas nikmat yang telah ia peroleh:
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian pada hari itu kalian pasti akan ditanya tentang nikmat (yang telah diberikan Allah).”
Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga diri dari hal-hal yang haram dan mensyukuri setiap karunia yang Allah berikan. Namun, kenyataan yang kita lihat masih banyak di antara kita yang lalai, bahkan sering mengeluh (ngresula) meskipun telah diberi rezeki yang melimpah.
Tiga Golongan Manusia dalam Al-Qur’an
Dalam Surah Fathir ayat 32, Allah mengelompokkan manusia ke dalam tiga tingkatan :
- ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ – Mereka yang menzalimi diri sendiri, yaitu orang-orang yang masih menuruti hawa nafsunya. Dosa mereka akan dihapus melalui siksa terlebih dahulu.
- مُّقْتَصِدٌ – Mereka yang berada di jalan tengah, yaitu orang-orang yang sudah mencintai agamanya dan berpegang teguh padanya. Mereka akan selamat di akhirat.
- سَابِقٌۢ بِالْخَيْرَٰتِ – Mereka yang berlomba-lomba dalam kebaikan, yaitu orang-orang yang telah mencintai Allah dengan sepenuh hati. Mereka selalu ingat kepada Allah dalam setiap keadaan dan akan mendapatkan kedudukan tinggi di akhirat.
Ketika kita shalat, yang merupakan bentuk perjumpaan dengan Allah (sowan kepada Allah), kita dilarang menoleh ke kanan atau ke kiri. Sebab, menoleh ke kanan dapat mengingatkan kita pada amal kebaikan yang telah dilakukan, sementara menoleh ke kiri dapat membawa ingatan pada dosa dan keburukan yang telah diperbuat. Oleh karena itu, konsentrasi dalam shalat sangatlah penting agar kita benar-benar hadir di hadapan Allah. Urgensi Syukur dalam Kehidupan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Jagalah diri kalian dari api neraka, walaupun hanya dengan bersedekah sepotong kurma.”
Hadis ini mengajarkan bahwa sekecil apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, bisa menjadi penyelamat dari azab Allah. Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apa pun, karena bisa jadi amalan sederhana itu yang akan menolong kita di hari akhir.
Di sisi lain, masa muda yang dihabiskan hanya untuk mengejar harta dan menganggur tanpa tujuan bisa menjadi penyebab kehancuran seseorang. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat dan bernilai ibadah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan tentang tantangan yang akan dihadapi umat Islam di akhir zaman:
“Di akhir zaman nanti, seorang hamba jika sudah menjalankan syariat Islam 10 persen saja, maka ia akan selamat.”
Hadis ini menunjukkan betapa beratnya ujian keimanan di akhir zaman. Namun, meskipun tantangan semakin besar, Allah tetap memberikan rahmat-Nya bagi mereka yang tetap berpegang teguh pada agama-Nya. Urgensi Syukur dalam Kehidupan
Mengingat Allah melalui kalimat Lā ilāha illallāh merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga keimanan kita. Rezeki yang diberikan Allah harus kita syukuri, bukan justru dikeluhkan. Selain itu, memahami posisi kita dalam tingkatan manusia di sisi Allah dapat membantu kita dalam memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah. Dengan menjauhi yang haram, melaksanakan shalat dengan khusyuk, dan berusaha melakukan kebaikan sekecil apa pun, insyaAllah kita akan selamat di dunia dan akhirat.
Semoga kita semua termasuk golongan yang berlomba-lomba dalam kebaikan dan mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah. Aamiin.