Adab dalam Islam Mengelola Pujian dengan Bijak
Adab dalam Islam | Ketika menerima pujian, Islam mengajarkan kita untuk segera mengembalikannya kepada Allah. Salah satu caranya adalah dengan mengucapkan : “Alhamdulillahilladzi azh-harol malich wa satarol qobih” (Segala puji hanya bagi Allah yang menampakkan kebaikan dan menutupi keburukan). Kalimat ini mengingatkan kita bahwa segala keindahan atau kelebihan yang terlihat sejatinya adalah karunia dari Allah, bukan semata-mata hasil usaha kita sendiri.
Manusia, dengan sifat alaminya, cenderung menyukai pujian—baik atas wajah yang tampan, pangkat, kecerdasan, prestasi, atau penghargaan yang diraih. Namun, jika tidak berhati-hati, pujian ini dapat menjadi sumber kehancuran. Perasaan bangga berlebihan bisa membuat seseorang merasa melayang tinggi seperti layang-layang yang akhirnya putus karena kehilangan kendali.
Dukung Pembangunan Pondok Putri Nurul Haromain dengan Berwakaf
Ironisnya, tak jarang pujian diberikan secara berlebihan, bahkan hingga tingkat hiperbolis dan tak jarang mengandung dusta. Sebagai orang yang dipuji, kita tidak perlu terlalu memikirkan atau merasa puas dengan pujian tersebut. Sebaliknya, cukup kembalikan kepada Allah dengan rasa syukur. Karena sejatinya, setiap manusia memiliki kekurangan dan aib yang, dengan rahmat-Nya, Allah tutup rapat-rapat demi menjaga kehormatan mereka di mata manusia.
Hal ini merupakan salah satu keistimewaan yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Pada masa sebelum beliau, seseorang yang melakukan maksiat di malam hari akan mendapati perbuatannya terungkap di pagi hari melalui tanda di depan rumahnya. Namun, Allah dengan kasih sayang-Nya menutupi aib umat Nabi Muhammad sehingga yang terlihat hanyalah kebaikan mereka.
Adab dalam Islam | Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga hati ketika menerima pujian. Jangan sampai pujian membuat kita merasa sempurna dan lupa diri. Kendalikan perasaan dengan mengingat bahwa segala kelebihan hanyalah titipan dari Allah. Sebagai pihak yang memuji, hendaknya kita juga bersikap bijak. Hindari memberikan pujian secara berlebihan atau langsung di hadapan orang yang dipuji. Sebaliknya, pujilah mereka saat tidak berada di hadapan mereka. Cara ini lebih tulus dan memberikan penghormatan yang sejati.
Wallahu a’lam.