Meneladani Sahabat Nabi
|

Meneladani Sahabat Nabi Belajar dan Mengambil Ilmu

Meneladani Sahabat Nabi | Para sahabat Nabi ﷺ memiliki tingkat kehadiran yang berbeda dalam majelis ilmu. Sebagian selalu bersama Rasulullah ﷺ, seperti Abu Bakar dan Abu Hurairah رضي الله عنهما, yang tidak pernah absen baik saat beliau menetap maupun bepergian. Namun, ada juga yang kadang absen karena sibuk dengan pekerjaan, seperti bertani, berdagang, atau ikut ekspedisi militer.

Meski begitu, semangat mereka dalam menimba ilmu tetap tinggi. Bagi yang tidak sempat hadir, mereka akan bertanya kepada sahabat lain untuk mengetahui pelajaran yang mereka lewatkan. Sementara mereka yang tinggal jauh dari Madinah, jika menghadapi masalah, akan menempuh perjalanan panjang untuk mendapatkan keputusan dari Rasulullah ﷺ. Perjalanan ini bisa memakan waktu berhari-hari.

Perbedaan Tingkat Ilmu di Kalangan Sahabat

Kehadiran yang berbeda ini memengaruhi tingkat ilmu para sahabat. Sebagian dari mereka banyak meriwayatkan hadits, seperti Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas, dan Aisyah رضي الله عنهم. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Suyuthi dalam bait syairnya, Abu Hurairah adalah yang terbanyak meriwayatkan hadits, diikuti oleh Ibnu Umar, Anas, Jabir, dan Aisyah.

Selain itu, ada juga sahabat yang dikenal sebagai mufti, seperti Abdullah bin Abbas, Umar bin Khattab, Aisyah, dan Ali bin Abi Thalib رضي الله عنهم, yang sering memberikan fatwa.

Peran Sahabat dalam Penyebaran Ilmu Al-Qur’an

Di antara para sahabat, terdapat para qari (ahli Al-Qur’an) yang mengajarkan bacaan Al-Qur’an dan meriwayatkan berbagai cara qira’at. Di kalangan Muhajirin, termasuk di antaranya adalah empat khalifah, Aisyah, Hafshah, dan Salim. Sementara dari kalangan Anshar, ada Ubay bin Ka’b, Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit, dan Abu Darda’.

Tradisi Pembelajaran dan Penghafalan Ilmu

Para sahabat, sangat menjaga hafalan dan ketepatan ilmu yang mereka dapatkan. Mereka sering berdiskusi untuk memperdalam pemahaman tentang fiqih dan Al-Qur’an. Bahkan, ketika Nabi ﷺ berbicara, beliau sering mengulangi perkataannya agar ilmu tersebut benar-benar tertanam dalam hati mereka.

Jika mereka tidak memahami sesuatu, mereka akan mengulanginya sampai benar-benar paham. Anas bin Malik رضي الله عنه menyampaikan bahwa Nabi ﷺ akan mengulangi perkataannya beberapa kali hingga perkataan tersebut tertanam dalam hati mereka. Setelah Rasulullah ﷺ meninggalkan majelis, mereka saling membahas kembali hadits-hadits yang telah mereka dengar.

Menyebarkan Ilmu kepada Sesama

Para sahabat tidak hanya menyampaikan ilmu dalam majelis, tetapi juga mengajarkannya kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan, para sahabat saling meriwayatkan hadits di antara mereka. Dalam satu hadits, terkadang empat sahabat meriwayatkan sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain..

Meneladani Sahabat Nabi Dengan semangat yang tinggi dalam belajar, para sahabat Nabi ﷺ berhasil menjaga dan menyebarkan ilmu yang mereka dapatkan kepada generasi berikutnya, memastikan kelestariannya hingga kini.