Metode Ampuh dalam Menyampaikan Informasi
Metode Ampuh dalam Menyampaikan Informasi | Salah satu metode paling menonjol dari Rasulullah ﷺ dalam mengajar adalah menyampaikan informasi secara bertahap. Beliau mengantarkan orang yang belajar dari satu masalah ke masalah lainnya, membimbing mereka hingga mencapai pemahaman yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Semua ini dilakukan dengan lapang dada, akhlak mulia, dan ilmu yang luas, tanpa menunjukkan rasa bosan atau jenuh sedikit pun.
Mari kita lihat sebuah hadis yang menggambarkan hal ini dengan sangat jelas :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata : “Seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Hancurlah aku wahai Rasulullah!’ Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu hancur?’ Ia menjawab, ‘Aku telah menggauli istriku di bulan Ramadhan.’ Beliau bertanya, ‘Apakah engkau memiliki sesuatu untuk memerdekakan budak?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bertanya lagi, ‘Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bertanya lagi, ‘Apakah engkau memiliki sesuatu untuk memberi makan enam puluh orang miskin?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian ia duduk. Lalu Nabi ﷺ didatangi dengan membawa sekeranjang kurma. Beliau bersabda, ‘Bersedekahlah dengan ini.’ Orang itu berkata, ‘Apakah ada orang yang lebih miskin dari kami? Tidak ada satu rumah pun di antara dua bukit batu hitam ini (batas Madinah) yang lebih membutuhkan daripada kami.’ Rasulullah ﷺ tertawa terbahak, lalu bersabda, ‘Pergilah, berikanlah ini untuk keluargamu.'” (HR. Muslim 1111)
Dalam kasus ini, jika Rasulullah ﷺ langsung menyampaikan semua hukum kafarat secara bersamaan, tentu tidak akan menjadi masalah. Namun, beliau memilih untuk meluangkan waktu dan memberikan perhatian penuh. Beliau bertanya langkah demi langkah, “Apakah engkau memiliki budak?” lalu ketika dijawab tidak, beliau melanjutkan, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?”, dan seterusnya. Beliau menyampaikan hukum secara bertahap hingga akhirnya menemukan solusi yang paling sesuai dengan kemampuan orang tersebut.
Pendekatan ini memastikan bahwa orang yang bertanya tidak pergi kecuali setelah mendapatkan jawaban yang jelas tanpa keraguan, dengan hati yang puas dan tenteram. Ia juga merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat Muslim, yang bertanggung jawab atasnya, peduli terhadap keadaannya, ikut merasakan masalahnya, dan berbagi dalam urusannya. Ini adalah inti dari pendekatan berorientasi solusi dan empati dalam pendidikan.
Perhatian dan Kepedulian: Membangun Kepercayaan Diri Penanya
Metode pendidikan Nabi ﷺ yang tak kalah mulia adalah memberikan perhatian dan kepedulian khusus kepada penanya, disertai penghargaan, penghormatan, dan pengagungan. Dengan demikian, beliau menumbuhkan rasa percaya diri yang besar dan perasaan tenang pada diri penanya. Kewibawaan ilmu beliau tidak menghalangi siapapun untuk bertanya dengan cara apa pun, dan kedudukan beliau tidak menghalangi mereka untuk mengungkapkan isi hati mereka, menyerahkan kendali diri, dan berusaha mencari bimbingan beliau.
Pandangan sang pendidik sempurna ﷺ melindunginya dari segala sisi dan menjaganya dari setiap orang yang mengkritik atau mencelanya. Hadits berikut ini menggambarkan makna tersebut dengan gamblang:
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah ﷺ lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah pakaian kami di surga akan kami tenun sendiri dengan tangan kami?’ Orang-orang pun tertawa. Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Mengapa kalian menertawakan orang yang tidak mengerti yang sedang bertanya kepada orang berilmu? Tidak, wahai orang Badui, tetapi pakaian itu akan muncul dari buah-buahan surga.'” (HR. Mujalid)
Dalam riwayat ini, kita dapat melihat bagaimana Rasulullah ﷺ dengan tegas menegur para sahabat ketika mereka menertawakan pertanyaan orang Badui tersebut. Beliau menjelaskan bahwa tidak pantas meremehkan dan mengkritik pertanyaan seseorang. Sebaliknya, orang yang tidak mengerti (terutama dalam hal ilmu agama) harus diberi perhatian dan penghargaan yang dapat menariknya untuk bertanya dan mencari ilmu, serta mendorongnya untuk bertanya kembali dengan percaya diri dan teguh tanpa rasa malu atau takut.
Betapa banyak kebenaran dan pengetahuan yang terhambat karena rasa malu dan ketakutan akan kritik orang lain? Metode Rasulullah ﷺ ini mengajarkan kita tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif untuk bertanya dan belajar.
Pelajaran Berharga untuk Kita
Dua Metode Ampuh dalam Menyampaikan Informasi ini mengajarkan kita bahwa penyampaian informasi dan pendidikan bukan hanya tentang transfer fakta, tetapi juga tentang membangun hubungan, empati, dan kepercayaan. Dengan menerapkan metode bertahap dan menunjukkan perhatian serta kepedulian, kita tidak hanya membantu orang lain memahami, tetapi juga memberdayakan mereka untuk terus belajar dan berkembang.