Pentingnya Dakwah dan Penyebaran Ilmu dalam Islam
Pentingnya Dakwah di Masyarakat “Tidak cukup mengisolir diri dengan keilmuan yang mumpuni, sementara masyarakat sekitar tidak terjamah” (Abi Ihya).
Ilmu Hal: Kewajiban Dasar bagi Pemilik Ilmu
Pada awalnya, seseorang dituntut untuk mempelajari ilmu yang sesuai dengan kondisi yang terjadi padanya, atau dikenal dengan istilah ilmu hal. Setelah memahami ilmu tersebut, tugas seorang pemilik ilmu adalah mengamalkannya. Karena amal adalah buah dari ilmu, percuma jika berilmu tanpa mau mengamalkannya dan mewujudkannya dalam tindakan nyata.
Pentingnya Menyebarkan Ilmu di Masyarakat
Tidak cukup hanya mengamalkan ilmu, seorang pemilik ilmu juga harus berikhtiar untuk menyebarkan pemahaman tersebut di tengah masyarakat. Seperti kata pepatah, al-Muta’adhi afdholu min al-Lazim yang berarti “yang menjalar lebih afdol ketimbang yang stagnan”. Banyak orang di masyarakat yang membutuhkan sentuhan dakwah, bahkan dalam hal-hal kecil seperti belajar membaca Al-Qur’an.
Kebutuhan Dakwah di Masyarakat
Di desa maupun di kota, banyak Muslim yang belum bisa membaca Al-Qur’an atau mempraktikkan shalat dengan benar. Ini adalah kewajiban setiap Muslim, dan siapa lagi yang harus mengambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan ini jika bukan para pemilik ilmu?
Dakwah: Tidak Hanya Pengajaran
Dakwah bukan hanya berbentuk pengajaran. Dan Dakwah model lain mungkin sudah cukup ditangani oleh pihak luar. Namun, hal yang lebih mendesak adalah memberikan pengertian dan pemahaman akan ajaran Islam kepada masyarakat. Inilah yang kita sebut dengan ilmu hal.
Mengisolir Diri dengan Ilmu: Sebuah Ketzhaliman?
Mengisolir diri dengan ilmu berarti menyembunyikan ilmu atau disebut juga katimul ilm. Jika masyarakat tidak mengerti bagaimana menjadi Muslim yang seharusnya sementara ada kita di sana yang hanya sibuk memikirkan keselamatan diri sendiri, bisa jadi kita yang akan mendapatkan tuntutan keadilan Allah di hari kiamat. Ini karena perilaku kita yang dianggap sebagai suatu kezaliman.