Menjenguk dan Mengunjungi Saudara
|

Menjenguk dan Mengunjungi Saudara

Menjenguk dan Mengunjungi Saudara | Rosululloh Bersabda

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَنْ عَادَ مَرِيْضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِى اللهِ نَادَاهُ مُنَادٍ: أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْـزِلاً

Dari Abu Hurairah . Ia berkata: Rasulullah bersabda : Barangsiapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya fillah maka ada malaikat memanggil : “Semoga hidupmu indah, perjalananmu menyenangkan dan semoga kamu bertempat di salah satu tempat yang tinggi di surga”

Mukaddimah

Islam mengajarkan peduli terhadap orang lain, terlebih kepada saudara Islamnya baik itu sedang mendapatkan nikmat kebahagiaan dengan mengucapkan selamat, ikut merasa senang dan lain-lain, terlebih saat-saat susah dan tertimpa musibah. Berbuat baik dengan sesama adalah satu dari indikator ketaqwaan seseorang.

Menjenguk dan mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia yang sangat dianjurkan, terutama bagi orang yang masih memiliki hubungan dekat, seperti saudara, teman, tetangga, guru, murid dan lain sebagainya.

Bagi umat Islam, menjenguk orang sakit merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan karena hal ini bagian dari salah satu hak bagi seorang muslim terhadap muslim lainnya yang perlu ditunaikan. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda :

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَس فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak seorang muslim terhadap muslim lainya ada enam. Sahabat bertanya : Apa saja, wahai Rasulullah? Beliau menjawab : “Bila engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, bila ia mengundangmu maka hadirilah, bila ia meminta nasihat maka nasihatilah, bila ia bersin dan memuji Allah (mengucapkan : alhamdulillah) maka jawablah (dengan mengucapkan: yarhamukallah), bila ia sakit maka jenguklah, dan bila ia meninggal dunia maka antarkanlah (jenazahnya hingga makam).”

Menjenguk orang sakit merupakan kebiasaan Nabi ﷺ, para sahabat dan ulama salaf. Nabi ﷺ sangat memperhatikan keberadaan para sahabatnya. Apabila ada di antara sahabat yang tidak hadir ke masjid selama tiga hari, Nabi ﷺ menanyakan keberadaan sahabat tersebut kepada sahabat yang lain. Jika Nabi ﷺ diberitahu bahwa sahabat tersebut sakit, maka beliau langsung seketika berangkat seraya mengajak sahabat yang lain untuk menjenguknya.

Orang yang menjenguk saudaranya yang sakit mendapatkan pahala yang besar dan derajat yang tinggi, dikarenakan kerelaan hatinya untuk peduli terhadap orang lain. Orang yang menjenguk yang sakit pastilah berkorban, baik waktunya, ribetnya saat berada diperjalanan dan tentu merelakan uangnya untuk transport dan oleh-oleh untuk yang sakit agar merasa lega. Kebesaran hati itulah yag dilihat Allah.

Pahala Menjenguk dan Mengunjungi Saudara Orang sakit

Mengikuti perintah Rasulullah ﷺ, dan ini adalah bagian dari bentuk taqwa kepada Allah.
Dari Barra’ Bin Azib ia berkata, Rasulullah ﷺ telah memerintahkan kepada kami untuk mengerjakan tujuh perkara, dan melarang dari tujuh perkara, lalu ia menyebutkan: (1) Menjenguk orang sakit (2) Mengantar jenazah (3) Mendoakan orang bersin (4) Menjawab salam (5) Menolong orang yang teraniaya (6) Mendatangi undangan (7) Menunaikan sumpah.
Mendapat limpahan rahmat dan ampunan

Dari Ali Ra berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka dia berjalan di (tempat) pemetikan buah-buahan Surga sampai dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan sangat banyak.”

Selama menjenguk, sebenarnya ia sedang bersama Allah.

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ، قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ …

Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjengukKu. Ia berkata: Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit tapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya engkau akan mendapati-Ku ada di sisinya?

Mendapat doa Malaikat Sebagaimana hadits di atas.

Selain 4 hal di atas, masih ada puluhan hadits yang menjelaskan keutamaan Menjenguk dan Mengunjungi Saudara yang sakit yang menunjukkan pentingnya hal itu.

Adab Menjenguk dan Mengunjungi Saudara

Selain mendapatkan banyak pahala, tak kalah pentingnya adalah menjaga adab saat Menjenguk dan Mengunjungi Saudara, karena peniadaan adab bisa menyebabkan ruh syariat anjuran iyadatul marid menjadi hilang, sehingga tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, diantara adab yang harus diperhatikan adalah :

  • Menanyakan Perkembangan Keadaannya

Tidak cukup hanya datang lantas berpamitan pulang, ketika menjenguk orang sakit, kita dianjurkan untuk menanyakan bagaimana perkembangan keadaannya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam untuk saling berempati terhadap sesama. Rasulullah ﷺ bersabda :

تَمَامُ عِيَادَةِ الْمَرِيضِ أَنْ يَضَعَ أَحَدُكُمْ يَدَهُ عَلَى جَبْهَتِهِ أَوْ قَالَ عَلَى يَدِهِ فَيَسْأَلُهُ كَيْفَ هُوَ وَتَمَامُ تَحِيَّاتِكُمْ بَيْنَكُمْ الْمُصَافَحَةُ

Kesempurnaan menjenguk orang sakit adalah dengan meletakkan tangan ke keningnya atau di tangannya lalu menanyakan perkembangan keadaannya, dan kesempurnaan penghormatan diantara kalian adalah adalah dengan bersalaman.

  • Memberinya Harapan untuk Sembuh

Selain menanyakan perkembangan kondisinya, kita juga dianjurkan untuk senantiasa memberikan harapan agar lekas sembuh dan sehat kembali. Hal itu bisa memberikan energi dan semangat yang luar biasa bagi yang sakit untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Dari Abi Said Al Khudzri, Rasulullah ﷺ bersabda :

[عن أبي سعيد الخدري إِذَا دَخَلْتُمْ عَلَى الْمَرِيضِ فَنَفِّسُوا لَهُ فِي أَجَلِهِ، فَإِنَّ ذَلِكَ لَا يَرُدُّ شَيْئًا، وَهُوَ يُطَيِّبُ نَفْسَ الْمَرِيضِ

“Jika kalian menjenguk orang sakit, berilah ia harapan panjang umur, karena yang demikian itu tidak menolak apapun dan hal itu bisa menjadikan kondisi kesehatannya membaik”.

Dalam riwayat Imam Al Al Bukhari dari sahabat Abdullah Bin Abbas, bahwa Rasulullah ﷺ pernah menjenguk seorang badui yang sedang sakit, dan menjadi kebiasaan Rasulullah ﷺ ketika menjenguk mengucapkan, “Gak apa-apa, segera bersih in sya Allah”

عن عبدالله بن عباس: أنَّ النبيَّ ﷺ دَخَلَ على أعْرابِيٍّ يَعُودُهُ، قالَ: وكانَ النبيُّ ﷺ إذا دَخَلَ على مَرِيضٍ يَعُودُهُ قالَ: لا بَأْسَ، طَهُورٌ إنْ شاءَ اللَّهُ فَقالَ له: لا بَأْسَ طَهُورٌ إنْ شاءَ اللَّهُ

  • Mendoakannya

Dengan memanjatkan doa, sebenarnya kita sedang bertawakal kepada Allah karena penyakit dan juga musibah yang manusia alami merupakan kondisi yang datangnya dari Allah sebagai penguasa alam. Walaupun memberikan musibah ataupun sakit, Allah Taala jugalah yang akan mengobati penyakit tersebut.

Diriwayatkan oleh Imam Imam Al Al Bukhari dari Sayyidah Aisyah Ra dalam kitab shahih-nya bahwa Rasulullah ﷺ pernah menjenguk sebagian ahlinya, ia mengusap dengan tangan kanannya lalu berdoa :

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا (البخاري)

“Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakitnya. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah Maha Penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Engkau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri”

Selain doa di atas, kita juga bisa mendoakan kesembuhan dengan menyebut langsung nama orang yang sakit. Ini dilakukan oleh Rasulullah ﷺ saat menjenguk Sa’ad bin Abi Waqash sebagaimana riwayat Imam Muslim berikut. Hanya saja kita mengganti nama Sa’ad dengan nama orang yang sakit di hadapan kita.

اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا

“Ya Allah, sembuhkan Sa‘ad. (diulang sampai tiga).”

  • Minta doa darinya

Selain kamu mendoakan kesembuhannya, kamu juga dianjurkan untuk minta doa darinya, karena doa orang sakit itu seperti doanya Malaikat. . Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا دَخَلْتُمْ عَلَى الْمَرِيضِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ يَدْعُوَ لَكُمْ فَإِنَّهُ قَدْ حَرِكَ

“Ketika kalian menjenguk orang sakit, maka jika bisa upayakan dia mendoakanmu, karena sesungguhnya dia telah bergerak”

  • Menuruti Keinginannya

Dalam Sunan Ibnu Majah diceritakan Rasulullah ﷺ menemui seorang lelaki yang beliau jenguk, lalu beliau bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue?” lelaki itu menjawab “Ya”. Rasul ﷺ. pun mencarikan kue untuknya.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ عَادَ رَجُلًا فَقَالَ مَا تَشْتَهِي قَالَ أَشْتَهِي خُبْزَ بُرٍّ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ مَنْ كَانَ عِنْدَهُ خُبْزُ بُرٍّ فَلْيَبْعَثْ إِلَى أَخِيهِ ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا اشْتَهَى مَرِيضُ أَحَدِكُمْ شَيْئًا فَلْيُطْعِمْهُ

Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi ﷺ menjenguk seseorang, lalu bertanya, apa yang kamu inginkan? Ia menjawab, “aku ingin kue” lantas Rasulullah ﷺ berkata, siapa yang punya kue hendaknya segera memberikan kepada saudaranya” kemudian beliau bersabda, “ketika orang yang sakit menginginkan sesuatu, hendaklah ia menurutinya”

  • Membantu Talqin Jika Kondisinya Telah Kritis

Mentalqin atau membantu orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat syahadat Laa Ilaha Illa Allah merupakan sunnah bagi orang yang berada di sisinya sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ :

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Tuntunlah seorang yang akan meninggal dunia dengan Laa Ilaha Illa Allah”Mengajak untuk masuk ke dalam Islam jika yang dijenguknya adalah non muslim.

عَنْ أَنَسٍّ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبيَّ ﷺ فَمَرِضَ، فَأتَاهُ النَّبيُّ ﷺ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأسِهِ، فَقَالَ لَهُ: «أسْلِمْ» فَنَظَرَ إِلَى أبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ؟ فَقَالَ: أَطِعْ أَبَا القَاسِمِ، فَأسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبيُّ – ﷺ – وَهُوَ يَقُولُ: الحَمْدُ للهِ الَّذِي أنْقَذَهُ منَ النَّارِ

Adalah seorang pemuda Yahudi yang bertugas menjadi pembantu rasulullah ﷺ, suatu ketika sakit, Rasulullah ﷺ pun datang menjenguknya, lalu beliau duduk di samping kepalanya, lalu berkata, “masuklah Islam!, pemuda itu lantas melihat kepada bapaknya yang sedang berada di sampingnya, bapaknya berkata, “ikutilah perintah Abal Qasim ﷺ, maka ia masuk Islam. Kemudian Rasulullah ﷺ keluar rumah seraya mengucapkan, segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari Neraka”

Adab Orang Sakit

Diantara nikmat yang kerap terlupakan selain waktu senggang adalah kesehatan. Ini hampir serupa dengan nikmat cahaya ketika sudah berada di kegelapan. Seseorang akan merasakan betapa mahalnya sehat tatkala sakit. Ketika sedang sakit, memang tidak ada gunanya menyesal dan mengeluh atas keadaan yang sedang menimpanya. Namun yang paling masuk akal adalah dengan menjadikan moment tersebut sebagai ladang pahala bagi yang mengalaminya. Imam Ghazali dalam kitabnya, Al Adab Fid Din, telah memberikan tips (adab) yang seyogyanya dilakukan oleh orang saat menderita sakit. diantaranya adalah :

  • Memperbanyak mengingat mati (Al Iktsar min dzikril Maut).

Memang tidak selalu sakit menghantarkan kematian, namun kebanyakan mati didahului oleh sakit oleh karena itu, saat sakit. Inilah momen yang tepat untuk mengingatkan seseorang akan kembali kepada-Nya. Karena itu saat hidup di dunia ini sangat perlu untuk mempersiapkannya. Kendati demikian, ingat kematian dianjurkan setiap saat. Bukan hanya saat sakit, namun karena keterbatasan seseorang, ia bisa menggunakan moment tertentu seperti sedang berziarah atau sakit.

  • Memantapkan diri untuk bertaubat.

Sakit menjadi momen yang sangat tepat untuk menyesali kesalahan yang kerap dilakukan justru saat sehatnya.

  • Tidak berhenti memuji Allah.

Memanjatkan kerendahan diri dan bersikap tawadhu kepada Allah, dan menganggap bahwa sakit bukanlah semata penderitaan. Namun jembatan yang bisa menghubungkan kembali dirinya kepada Allah.

  • Menampakkan diri sebagai pribadi yang lemah dan butuh kepada Allah.

Sakit adalah diantara sekian banyak indikator kelemahan manusia. Pada saat sakit, sudah selayaknya seseorang menjadikannya penegasan atas kelemahan dirinya.
Berobat namun tetap tidak meninggalkan permohonan kesembuhan kepada Yang menciptakan Obat.

Ketika sakit juga tetap dianjurkan untuk melakukan ikhtiar kesembuhan, yang pada saat bersamaan juga tidak melupakan memohon kesembuhan dari Allah. Dialah Sang Penyembuh dan Pembuat obat.

  • Menampakkan Syukur ketika sedang kuat.

Artinya sisa energi yang masih ada pada saat sakit adalah nikmat yang harus tetap disyukuri. Karena itu anugerah kesehatan ditengah kondisi sakit. Bandingkan ketika ia sedang tertimpa sakit yang menyebabkan koma alias tidak sadarkan diri

  • Sedikit mengeluh.

Mengeluh adalah sifat manusiawi, namun menjadi tidak wajar ketika itu diumbar terus menerus. Karena selain tidak memberikan efek positif yang signifikan, bisa memperkeruh kejiwaan bagi dirinya juga orang yang menolongnya.

  • Menghindari jabat tangan.

Kalimat ini bisa dimaknai secara luas, terlebih bagi yang mengidap penyakit menular, harus sadar dirinya ada potensi menularkan penyakit. Artinya, ia tidak boleh melakukan aktifitas yang membuat orang lain tertular, terutama kontak fisik. Namun jika yakin tidak menular, maka diperbolehkan. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan lahir batin. Bisa mengambil peluang di semua keadaan. Disaat sehat bisa memaksimalkan ibadah, dan disaat tertimpa sakit tetap bersabar dan mendapat pahala. Amin

وَاللَّهُ يَتَوَلَّى الْجَمِيعَ بِرِعَايَتِهِ

Oleh : Ust.Bahruddin Thohir
Sekretaris Umum
Ma’had Nurul Haromain