Sebiji Sedekah Segunung Pahala

Kurma adalah buah yang diperintahkan Allah agar dikonsumsi oleh ibu hamil, melahirkan dan menyusui seperti firman- Nya kepada Siti Maryam :

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu . Lalu makan, minum dan bersenang hatilah kamu…”

Ada hal yang perlu dicermati dari realitas ketika Maryam diberikan rizki oleh Allah buah kurma sehabis melahirkan puteranya. Hal ini karena kondisi Maryam yang secara fisik saat itu memang lemah dan kondisi jiwanya pun ketika itu sedang shock. Ternyata penelitian ilmiah telah berhasil menyibak hikmah di balik hal ini. Ketika seorang ibu melahirkan pasti akan banyak mengeluarkan darah, akibatnya gula darah juga banyak yang hilang dan di sinilah peranan kurma sebagai makanan tambahan sangat penting. Daging buah ini juga dapat mengurangi atau mengendalikan tekanan darah, karena adanya zat potassium tinggi untuk terapi darah tinggi serta membersihkan karbon dioksida dalam darah. Yang tak kalah penting ia juga bermanfaat untuk memacu kerja otot dan simpul syaraf.

Sama halnya bagi ibu yang masih mengandung dan menyusui secara alami, mengkonsumsi kurma dapat meningkatkan kesehatan janin, mencegah ibu dari rasa lemah dan mampu menambah air susu ibu. Jika dalam bentuk segar, kurma dapat memberi manfaat besar bagi otak. Fungsi protein yang terdapat di dalamnya dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeksi, menunjang pertumbuhan sel–sel tubuh baru dan menyeimbangkan cairan tubuh. Karena inilah Maryam yang kala itu tubuhnya dalam kondisi lemah diberikan oleh Allah rizki kurma, di samping juga saat itu Maryam yang secara mental dalam keadaan tertekan. Sungguh Allah Maha Agung, kandungan gula sederhana di dalam kurma yang bernama fruktosa dan glukosa mempunyai komposisi kalori tinggi yang mudah dicerna sehingga dapat menenangkan syaraf yang gelisah serta memberikan rasa nyaman pada kejiwaan “ … lalu makan, minum dan bersenang hatilah kamu….”

Manfaat buah kurma seperti tersebut menjadi salah satu alasan disunnahkannya berbuka puasa dengan buah kurma. Rasulullah Saw bersabda yang artinya : “Jika salah seorang kalian berbuka puasa maka hendaklah berbuka dengan kurma karena sesungguhnya ia berkah. Jika tidak menemukan kurma maka air karena sesungguhnya air itu mensucikan”

Agar menjadi seorang muslim yang baik, kita juga diperintahkan oleh Rasulullah Saw agar mengambil pelajaran : “Sesungguhnya ada sebuah pohon yang daunnya tidak bisa rontok. Sesungguhnya ia adalah perumpamaan seorang muslim. Ceritakan kepadaku, apakah pohon itu!” orang-orang berfikir bahwa itu adalah pohon yang berada di suku pedalaman. Sementara dalam hatiku (Ibnu Umar ra) itu adalah pohon kurma, (sayang aku) merasa malu (karena saat itu yang paling muda di antara para hadirin). Mereka lalu mengatakan : “Beritahukanlah kepada kami apakah pohon itu!” Rasulullah Saw bersabda : “Itu adalah pohon kurma”

Di antara pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa semua bagian pohon kurma bisa bermanfaat; dari mulai daun, buah, batang dan akarnya. Begitulah seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Semua darinya, baik tenaga, fikiran dan harta bendanya, harus bermanfaat bagi sesama sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ مَثَلُ النَّخْلَةِ مَا أَتَاكَ مِنْهَا نَفَعَكَ

“Perumpamaan seorang mukmin adalah seperti kurma; segala yang datang darinya kepadamu pasti bermanfaat bagimu”

Buah kurma juga dijadikan oleh Rasulullah Saw sebagai gambaran pentingnya bersedekah meski hanya sedikit dan betapa besar Allah azza wajalla menghargai sedekah tersebut. Beliau bersabda :

مَنْ تَصَدَّقَ بِعِدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللهُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّي تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ

“Barang siapa bersedekah seharga sebiji kurma dari (hasil) pekerjaan yang baik (halal), dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti salah seorang kalian merawat anak untanya yang telah disapih sehingga sebiji kurma itu menjadi seperti gunung” (HR Bukhari no:1410 dari Abu Hurairah ra Kitabuz zakat bab (8) as shadaqah min kasbin thayyibin)

Harga kurma satu kilogram tentu sangat mudah diketahui; antara 30 hingga 40 ribu atau bahkan lebih dari itu tergantung jenis kurmanya. Akan tetapi ketika ditanya berapa harga sebiji kurma, tentu kita tidak bisa menjawab. Bahkan bisa jadi pedagang kurma pun tidak bisa menjawabnya dan mengatakan : “Sudah ambil saja, tidak usah beli jika hanya sebiji” Remeh dan tidak berharga sehingga kita tidak bisa menilainya. Begitulah manusia, memang sangat lemah. Jika terlalu banyak tidak mampu menghitung dan sebaliknya bila terlalu sedikit juga tidak bisa menilai. Hanya Allah Dzat Maha lembut yang mengetahui dan menguasai segala sesuatu, baik yang terkecil maupun yang terbesar. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sebiji kurma itu akan menjadi lebih besar dari pada gunung : “Seseorang tidak bersedekah dari yang halal, dan Allah tidak menerima kecuali yang halal, kecuali Allah mengambil sedekah itu dengan tangan kanan-Nya, jika berupa sebiji kurma maka akan berkembang di telapak tangan Sang Maha Pengasih sehingga menjadi lebih besar daripada gunung seperti salah seorang kalian merawat (mengembangkan) anak untanya yang telah disapih” .

Dalam riwayat Ibnu Jarir disebutkan sabda Rasulullah Saw bahwa hal demikian terjadi kelak pada hari kiamat : “…sehingga kelak ia akan mendapatkannya pada hari kiamat dalam keadaan ia (sebiji kurma itu) lebih besar daripada Uhud”

Sedikit sedekah yang bernilai tinggi yang diungkapkan dengan gambaran sebiji kurma, dalam riwayat lain digambarkan dengan sesuap makanan. Rasulullah Saw bersabda :

إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ الصَّدَقَةَ وَيَأْخُذُهَا بِيَمِيْنِهِ فَيُرَبِّيْهَا لِأَحَدِكُمْ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ مُهْرَهُ حَتَّي إِنَّ اللُّقْمَةَ لَتَصِيْرُ مِثْلَ أُحُدٍ

“Sesungguhnya Allah menerima sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Dia mengembangkannya untuk salah seorang kalian seperti salah seorang kalian merawat (mengembangkan) anak kudanya sehingga sesungguhnya sesuap (makanan) benar-benar bisa menjadi seperti uhud”

Sedikit sedekah dari pekerjaan yang halal dan besarnya pahala yang kelak diterima semestinya menjadi motivasi kuat bagi kita untuk merutinkan sedekah berapapun nilainya. Dan perlu kiranya untuk selalu diingat bahwa hal ini memberikan dua pelajaran penting; pertama : yaitu betapa harta benda yang halal begitu berharga di sisi Allah sehingga dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa mencari yang halal itu wajib serta juga bernilai jihad, dan kedua: bahwa Allah memiliki sifat As Syakuur, dzat yang mengembangkan sedikit amal hambaNya sehingga memberikan pahala berlipat ganda. Allah berfirman :

لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ

“agar Allah menyempurnakan untuk mereka pahala-pahala mereka dan agar Dia memberikan tambahan kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun (dosa meski besar) dan Maha bersyukur (kepada amal hamba-Nya)”

Jika demikian halnya, maka betapa sayang bila ada kesempatan untuk bersedekah lalu kita tidak memanfaatkannya. Oleh karena itulah marilah terus menerus mencari dan memanfaatkan kesempatan untuk bisa bersedekah meski hanya dengan uang 500 rupiah, sebiji kurma, sesuap nasi, sebuah roti, gorengan atau sedikit makanan yang lain. Tidak usah berkecil hati atau merasa malu, asalkan apa yang kita berikan tersebut ikhlas dan benar-benar milik kita sendiri serta kita mendapatkannya dengan cara yang halal.

= والله يتولي الجميع برعايته =

Oleh : Ust. Masyhuda Al-Mawwaz
(Mudir Ma’had Nurul Haromain)