tausyiah 4 | Anda sudah memiliki mulazim
Tausyiah 4 Nabi Saw bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
“Seseorang itu mengikuti perilaku kekasihnya, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa orang yang berkasih-kasihan dengannya”
Ibnu Mas’ud ra berkata :
اِعْتَبِرُوا النَّاسَ بِإِخْوَانِهِمْ!
“Nilailah manusia dengan saudara-saudara mereka!”
Dan sungguh telah dikatakan :
عَنِ الْمَرْءِ لَا تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ # وَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارَنِ يَقْتَدِي
Jangan bertanya tentang seseorang (tetapi) bertanyalah tentang kawan dekatnya (karena) setiap teman mengikuti temannya
Nabi Saw bersabda :
إِنَّ اللهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا وَلَا خَلِيْفَةً إِلَّا وَلَهُ بِطَانَتَانِ بِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَاهُ عَنِ الْمُنْكَرِ وَبِطَانَةٌ لَا تَأْلُوْهُ خَبَالًا وَمَنْ يُوْقَ بِطَانَةَ السُّوْءِ فَقَدْ وُقِيَ
“Sesungguhnya Allah tidak pernah mengutus seorang nabi atau (mengangkat) seorang khalifah kecuali baginya ada dua bithanah, bithanah yang memerintahkannya berbuat baik dan mencegahnya berbuat mungkar. Dan bithanah yang tidak berhenti mendorongnya pada kerusakan. Dan barang siapa dijaga dari bithanah yang buruk maka sungguh ia benar-benar terjaga”
Bithanah seseorang adalah orang khususnya, penasehatnya, dan gudang simpanan rahasianya. Dialah orang yang dipercaya oleh seseorang untuk diberitahukan akan rahasia-rahasia. Ia diserupakan dengan pakaian bagian dalam.
Kalimat (La Ta’luuhu Khabaala). Alaa (Ya’luu) fil amri,memperpendek urusan. Maksudnya tidak berhenti merusak urusannya. Ini diambil dari firman Allah :
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًا, وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُوْرُهُمْ أَكْبَرُ, قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْأيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil menjadi teman kepercayaanmu, orang-orang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”
Maksud ayat ini adalah bahwa mereka orang-orang munafiq tidak pernah berhenti mendatangkan kerusakan kepada kalian. Dan terkadang kerusakan itu dalam perbuatan, tubuh dan akal fikiran . Dalam riwayat Imam Bukhari disebut hadits yang artinya :
مَا بَعَثَ اللهُ مِنْ نَّبِيٍّ وَلَا اسْتَخْلَفَ مِنْ خَلِيْفَةٍ إِلَّا كَانَتْ لَهُ بِطَانَتَانِ بِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ باِلْمَعْرُوْفِ وَتَحُضُّهُ عَلَيْهِ وَبِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالشَّرِّ وَتَحُضُّهُ عَلَيْهِ فَالْمَعْصُوْمُ مَنْ عَصَمَ اللهُ تَعَالَى
“Allah tidak mengutus seorang nabi atau mengangkat seorang sebagai khalifah kecuali baginya ada dua bithanah; bithanah yang menyuruh dan menganjurkannya kepada kebaikan serta bithanah yang menyuruh dan mendorongnya pada keburukan. Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah” Tausyiah 4
Di sini adalah pernyataan akan keselamatan Nabi Saw dari hal tersebut sebagaimana diisyaratkan oleh sabda beliau :
وَلكِنْ أَعَانَنِيْ عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ
“…tetapi Allah menolongku (bisa mengalahkanya) sehingga aku selamat”
Sementara seorang da’i sangat membutuhkan bithanah yang biasa disebut seorang Mulazim sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala :
وَإِذْ قَالَ مُوْسَى لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّي أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا. فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوْتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيْلَهُ فِى الْبَحْرِ سَرَبًا. فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِيْنَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya : “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut”. Dan tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya : “Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah mendapatkan keletihan karena perjalanan kita ini ”
Juga diisyaratakan oleh firman Allah ta’ala :
إِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى الْغَارِ إِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللهَ مَعَنَا…
“Jikalau kalian tidak menolongnya (Rasulullah Saw) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya yaitu ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah), sedang dia adalah orang kedua dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya : Janganlah kamu bersedih karena sesungguhnya Allah bersama kita”
Dan khususnya mulazim wanitanya (mulazimah) yaitu isterinya, maka di sini marilah mendengar secara seksama kisah sahabat mulia Abul Haitsam At Tayyihan al Anshari seperti diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dalam sunan nya . Tausyiah 4
= والله يتولي الجميع برعايته =