Tausyiah 2 | Tetangga Sebelum Rumah
Tausyiah 2 | Persandingan dengan figur-figur yang shaleh – yang akan selalu meneteskan kepada orang-orang yang bergaul dengan mereka (nila-nilai) kebaikan, ketaqwaan, kebenaran dalam berucap dan beramal, terus menambahkan pengertian dalam agama serta fokus pada kebenaran – adalah sebuah tuntutan syara’.
Seorang muslim yang terbina tidak akan pernah merasa repot melaksanakan tuntutan ini. Betapapun dirinya telah mencapai ketinggian derajat, status mulia, dan posisi penting. Ini demi mengamalkan firman Allah :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَــهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْـنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلـْــنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan tabahkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyembah Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya, janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan (sehingga) keadaannya itu (selalu) melewati batas “
Persandingan dengan para figur yang shaleh dimulai dengan menyebut atau mengingat mereka. Lalu bergabung bersama mereka, selanjutnya berupaya menyerupai mereka dan berakhlak seperti akhlak mereka. Sungguh telah dikatakan :
اسْرُدْ حَدِيْثَ الصَّالِحِيْنَ وَسَمِّهِمْ * فَبِذِكْرِهِمْ تَتَـنَزَّلُ الرَّحَمَاتء
“Rangkailah segala cerita tentang orang-orang shaleh dan sebutkanlah mereka. Dengan menyebut mengingat mereka akan tercurah rahmat-rahmat.”
إِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا مِثْلَهُمْ فَتَشَبَّهُوْا * إِنَّ التَّشَبُّهَ بِالرِّجَالِ فَلاَحُ
“Jika tidak bisa seperti mereka maka berusahalah serupa dengan mereka, sesungguhnya serupa dengan para tokoh (utama) adalah keberuntungan.”
بِعِشْرَتِكَ الْكِرَامَ تُعَدُّ مِنْهُمُوْ * فَلاَ تُرَيَنْ لِغَيْرِهِمْ أَلُـــــــوْفَا
“Sebab bergaul dengan orang-orang mulia kamu dianggap bagian dari mereka. Maka sungguh jangan pernah kamu terlihat akrab dengan selain mereka.”
أُحِبُّ الصَّالِحِيْنَ وَلَسْتُ مِنْهُمْ * لَعَلِّي أَنْ أَنَالَ بِهِمْ شَفَاعَة
وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَاعَتُهُ الْمَعَاصِى * وَلَوْ كُـنَّا سَوَاءً فِى الْبِضَاعَةْ
“Aku mencintai orang-orang shaleh meski aku bukan termasuk mereka, (tetapi) semoga sebab mereka aku mendapatkan syafaat. Aku membenci orang yang memperdagangkan kemaksiatan meskipun kami memiliki kesamaan dalam komoditas perdagangan.”
(Imam Syafii rahimahullah)
Nabi Muhammad Saw bersabda :
أَللَّهُمَّ فِى الرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى
“Ya Allah, bersama teman yang mulia”
Ini ketika menjelang wafat – seperti diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah ra – yang berarti juga memberikan isyarat akan masalah ini, selaras dengan firman Allah :
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُوْلَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا . ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِهِ عَلِيْمًا
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah. Yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh. Dan mereka itulah, teman yang terbaik. Itulah anugerah dari Allah dan cukuplah Allah sebagai Dzat yang Maha Mengetahui“
Ayat ini juga sekaligus mengisyaratkan bahwa kebersamaan dengan mereka (orang-orang shaleh) bisa diperoleh jika memang dibarengi dengan ketaatan dan usaha maksimal untuk bisa meneladani mereka sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad Saw :
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang bersama orang yang dicintai (nya)”
Tausyiah 2 | Jadi kecintaan berlebihan Yahudi dan Nashrani kepada nabi mereka tidak memberikan manfaat apapun)karena penyimpangan mereka terhadap Nabinya. Dan untuk melengkapi faedah dalam topik kita kali ini kami mengingat apa yang dikatakan oleh Habib Ahmad bin Hasan al Atthas rahimahullah :
الْحَلاَلُ قَبْلَ الْمَالِ وَالْجَارُ قَبْلَ الدَّارِ وَالرَّفِيْقُ قَبْلَ الطَّرِيْقِ
“Halal itu sebelum harta. Tetangga itu sebelum rumah. Teman itu sebelum perjalanan”
=وَاللهُ يَتَوَلَّى الـْجَمِيْعَ بِرِعَايَتِه=