|

Bukan sebab ilmumu

“Orang ga lihat ilmumu, tapi orang lihat 3 hal : Basthul wajhi, ajere peraupan. Kafful adza, ora ngganggu tapi malah nyenengno. Badzlunnada, sak nduwene dikakke “ ( Abi Ihya’ )

Maknanya : Orang lain tidak melihat ilmumu, tapi mereka melihat 3 hal : Wajah yang berseri, Tidak menyakiti tapi justru menyenangkan, dan memberikan embun yakni memberikan apapun yang kita miliki.

Kadang kita berfikir menjadi seseorang yang berilmu adalah hal yang mesti kita ikhtiarkan, tapi ternyata ada hal yang lebih dilihat oleh orang lain, yakni akhlaq. Hal ini selaras dengan apa yang sering diwasiatkan Abuya al Maliki : al Akhlaq qoblal ilm, yakni akhlaq dulu sebelum ilmu. Sebab meski seseorang memiliki segudang ilmu namun akhlaqnya jelek, ia tidak akan pernah di terima oleh mmasyarakat.

Termasuk dari akhlaq sederhana namun sangat penting adalah tiga hal diatas. Yakni tidak bertemu dengan seseorang kecuali dengan wajah berseri yang menyenangkan. Hal ini akan mudah dilakukan kala hati kita sedang bahagia, tapi adalah hal yang lain jika hati kita dalam kondisi sedih. Maka berwajah ceria dalam kondisi apapun adalah akhlaq yang tinggi yang mesti kita latih.

Lalu kafful adza, tidak menyakiti justru menyenangkan. Kala seseorang belum bisa ketingkat menyenangkan orang lain, maka setidaknya ia mesti berusaha untuk tidak menyakitinya, lalu memproses diri selanjutnya untuk bisa menyenangkannya. Menyenangkan bisa dilakukan cukup hanya dengan modal kata-kata yang baik dan meneduhkan, salam dan sapaan penuh keakraban.

Yang terakhir adalah, memberikan embun. Kita mengerti bahwa seseorang yang meski bodoh tapi dermawan akan sangat disukai oleh orang lain ketimbang seseorang yang alim, ahli ibadah, tapi ia pelit. Maka memberikan apa yang kita punya meski hanya sepotong roti bisa menumbuhkan pertautan hati antar kawan. Sehingga rasa persaudaraan akan semakin tumbuh kuat.

Wallahu a’lam.